Karakteristik Madrasah
Madrasah memiliki kurikulum, metode dan cara mengajar sendiri yang berbeda dengan sekolah. Madrasah memiliki karakter tersendiri, yaitu sangat menonjolkan nilai religiusitas masyarakatnya. Sementara itu sekolah merupakan lembaga pendidikan umum dengan pelajaran universal dan terpengaruh iklim pencerahan Barat.
Perbedaan karakter antara madrasah dengan sekolah itu dipengaruhi oleh perbedaan tujuan antara keduanya secara historis. Tujuan dari pendirian madrasah ketika untuk pertama kalinya diadopsi di Indonesia ialah untuk mentransmisikan nilai-nilai Islam, selain untuk memenuhi kebutuhan modernisasi pendidikan, sebagai jawaban atau respon dalam menghadapi kolonialisme dan Kristen, disamping untuk mencegah memudarnya semangat keagamaan penduduk akibat meluasnya lembaga pendidikan Belanda itu. Sekolah untuk pertama kalinya diperkenalkan oleh pemerintah Belanda pada sekitar dasawarsa 1870-an bertujuan untuk menyiapkan calon pegawai pemerintah kolonial, dengan maksud untuk melestarikan penjajahan. Dalam lembaga pendidikan yang didirikan Kolonial Belanda itu, tidak diberikan pelajaran agama sama sekali. Karena itu tidak heran jika di kalangan kaum pribumi, khususnya di Jawa, ketika itu muncul resistensi yang kuat terhadap sekolah, yang mereka pandang sebagai bagian integral dari rencana pemerintah kolonial Belanda untuk "membelandakan" anak-anak mereka.
A. Ciri-ciri Madrasah
1. Mata pelajarannya tentang
keagamaan, yang dijabarkan kebeberapa mata pelajaran, yaitu: Al-Qur’an
Hadits, Aqidah Akhlak, Fiqih, Sejarah Kebudayaan Islam (SKI), dan Bahasa
Arab, sehingga sehingga mata pelajaran pendidikan Islam lebih banyak.
2.
Suasana keagamaannya, yang berupa: suasana kehidupan madrasah yang
agamis, adanya sasaran ibadah, penggunaan metodenya yang agamis dalam
penyajian bahan pelajaran bagi setiap mata pelajaran yang memungkinkan
dan kualifikasi guru yang harus beragama Islam dan berakhlak mulia.
Di madrasah para siswinya memakai jilbab dan siswanya memakai celana
panjang, sedangakan pada sekolah non madrasah para siswinya memakai baju
rok dan siswanya memakai celana pendek untuk tingkat SLTP, sedangkan
pada tingkat SMU siswanya memakai celana panjang dan siswinya memakai
baju rok dan boleh juga memakai kerudung.
Dimadrasa apabila
siswa-siswinya berjumpa dengan siswa-siswi lain, atau berjumpa dengan
guru, kepala sekolah, dan tenaga pendidikan lainnya maka mereka akan
saling mengucapkan salam (Assalamu’alaikum). Sedangkan disekolah non
madrasah bisa bermacam-macam, ada selamat pagi, selamat siang dan
selamat sore, dan ada yang saling mengucapkan salam.
B. Jenis-jenis Madrasah
Madrasah merupakan salah satu lembaga formal yang di dirikan oleh
masyarakat untuk belajar, Madrasah terdiri dari berbagai jenis, yaitu:
1.
Pendidikan dasar merupakan jenjang yang melandasi jenjang pendidikan
dasar yang berbentuk Madrasah Ibtidaiyah (MI) yang sederajat dengan
Sekolah Dasar (SD). Madarasah ibtidaiyyah adalah lembaga pendidikan yang
memberikan pengajaran rendah serta menjadikan mata pelajaran agama
islam sebagai mata pelajaran dasar.
Tujuan umum madrasah ibtidaiyyah ialah agar murid:
a. Memiliki sikap dasar sebagai seorang muslim yang bertakwa dan berakhlakul mulia.
b. Memiliki kemampuan dasar untuk melaksanakan tugas hidupnya dalam masyarakat dan berbakti kepada Tuhan Yang Maha Esa.
2. Pendidikan menengah pertama berbentuk Madrasah Tsanawiyah (MTS) yang sederajat dengan Sekolah Menengah Pertama (SMP).
Tujuan umum Madrasah Tsanawiyah:
a) Menjadi seorang muslim yang bertakwa dan berakhlak mulia, menghayati dan mengamalkan ajaran agamanya.
b) Memiliki pengetahuan, pengalaman dan keterampilan yang lebih luas
serta sikap yang di perlukan untuk melanjutkan pelajaran ke Madrasah
Aliyah atau sekolah lanjutan atas lainnya, atau untuk dapat berbakti
dalam masyarakat sambil mengembangkan diri guna mencapai kebahagiaan
dunia akhirat.
3. Madrasah aliyah adalah lembaga pendidikan yang
memberikan pendidikan dan pengajaran tingkat menengah atas, pendidikan
menengah terdiri pendidikan menengah umum dan menengah kejuruan,
pendidikan menengah berbentuk Madrasah Aliyah (MA), Madrasah Aliyah
Kejuruan (MAK), Sekolah Menengah Atas (SMA), Sekolah Menengah Kejuruan
(SMK) dan bentuk lain yang sederajat.
Tujuan umum Madrasah Aliyah:
a. Menjadi seorang muslim yang bertakwa, berakhlak mulia, menghayati dan mengamalkan ajaran islam yang benar.
b. Memilki ilmu pengetahuan agama dan umum yang lebih luas dan mendalam
serta pengalaman, keterampilan dan kemampuan yang di perlukan untuk
melanjutkan ke perguruan tinggi.
Kesederajatan sisten
pendidikan Madrasah formal antara sekolah dasar dengan madrasah
ibtidaiyah, sekolah menengah pertama dengan madrasah tsanawiyah, sekolah
menengah atas dengan madrasah aliyah dan adanya perguruan tinggi agama
islam, menunjukkan pengembangan sistem pendidikan agama islam yang luar
biasa. Kini madrasah-madrasah yang ada di indonesia kedudukannya sama
dengan pendidikan formal lainnya, bahkan pendidikan madrasah lebih
unggul dari materi pelajaran yang diberikan kepada anak didiknya, yaitu
penggabungan dua materi pelajaran yang sistematis, antara materi
pelajaran agama dan pelajaran non agama (pelajaran umum). Jika pelajaran
agama 60%, dan pelajaran umuny 40%.[9]
4. Madrasah Diniyah
adalah lembaga pendidikan dan pengajaran agama islam yang berfungsi
terutama untuk memenuhi hasrat orang tua agar anak-anaknya lebih banyak
mendapat pendidikan agama islam.[10] Madrasah Diniyah dalam arti lain
suatu bentuk madrasah yang hanya mengajarkan ilmu-ilmu agama. Madrasah
ini dimaksudkan sebagai lembaga pendidikan agama yang disediakan bagi
siswa yang belajar di sekolah umum.
Madrasah ini terbagi menjadi tiga jenjang pendidikan, yaitu:
1) Madrsah Diniyah Awaliyah untuk sekolah dasar, ditempuh selama 4 tahun.
2) Madrasah Diniyah Wustho untuk siswa-siswa sekolah lanjutan pertama, ditempuh selama 3 tahun.
3) Madrasah Diniyah ‘Ulya untuk siswi-siswi Sekolah Lanjutan Atas, ditempu selama 3 tahun.
Materi yang diberikan pada madrasah diniyah adalah seluruhnya ilmu-ilmu
agama islam. Madrasah ini merupakan sekolah tambahan bagi siswa yang
bersekolah umum. Tujuan orang tua memasukkan ke madrasah ini agar
putra-putrinya mendapatkan tambahan pendidikan agama, karena disekolah
umum dirasakan masih sangat kurang.
Ijazah yang
diberikan madrasah ini tidak memiliki civi effect, karena orang tua
murid maupun muridnya sendiri tidak terlalu mementingkannya. Adapun jam
belajarnya, dilaksanakan disore hari, bagi sekolah umum yang belajarnya
pagi hari.
Tidak ada komentar