Prestasi Madrasah
Pretasi madrasah yang telah berhasil membawa siswanya mendalami
nilai-nilai yang relegius yang tinggi, akhlak mulia, sehingga tidak
terjerumus kelembah kenakalan yang semakin marak saat ini. Secara
filosofis dan budaya negara ini sangat mengedepankan nilai-nilai agama
pribadi luhur dan akhlak yang baik, seperti hadits nabi yang
memnjelaskan tentang akhlak “sesungguhnya aku di utus ke dunia ini hanya
untuk menyempurnakan akhlak”. Tanpa mengabaikan lembaga pendidikan pada
umumnya semua telah manyaksikan bahwa pserta didik yang berada dalam
dunia madrasah, mulai madrasah ibtidaiyah, madrasah tsanawiyah sampai
aliyah tidak pernah terdengar melakukan kenakalan remaja yang
memprihatinkan.
Masyarakat khususnya yang kental beragam islam dalam hal memenuhi kebutuhan pendidikan menginginkan untuk mendapatkan pendidikan umum dan agama sekaligus. Mereka menginkan agar putra-putrinya menjadi orang yang pintar sekaligus baik. Pintar dimaknai dengan keberhasilan memperoleh pengetahuan umum, seperti matematika, IPA, Bahasa inggris, komputer dan sejenisnya. Sedangkan baik dimaknai dengan mampu mengamalkan agama dengan baik dan khusuk. Kebutuhan ini ternyata lebih mungkin dipenuhi oleh lembaga pendidikan madrasah. Hanya saja yang menjadi persoalan adalah belum semua madrasah memenuhi kedua kebutuhan tersebut, sehubung dengan kemampuan fasilitas dan pandangannya yang serba terbatas. Oleh karena itu madrasah lebih bersifat mandiri, khususnya yang bersatus swasta, tetapi berjumlah besar. Atas dasar pandangan masyarakat yang seperti itu, madrasah yang berstatus negeri dan dikenal dengan fasilitas dan guru yang berkualitas baik, selalu menjadi pilihan utama masyarakat. Dikalangan tertentu, sekalipun madrsah kurang bermutu, tetapi masih tetap menjadi pilihan, oleh karena itu madrasah dipandang mampu memenuhi kedua kebutuhan tersebut. Pandangan mayarakat seperti itulah yang menjadikan madrasah memlki ketahanan hidup yang luar biasa.
Pada sisi lain masyarakat menilai dengan memandang madrasah, sebagai berikut:
1. Menganggap dan mempertahankan madrasah sebagai tafaqqahu fi ad-din. Kelompok ini berpendirian bahwa madrasah diharapkan tetap dapat berfungsi sebagai tempat menyiapkan kader-kader islam yang mampu dan terampil sebagai pembimbing dan praktisi keagamaan masyarakat. Alasan utama orang tua untuk mengirimkan anaknya kemadrasah adalah untuk mengajar dan mendalami agama. Dalam hal ini apapun langkah yang diambil dalam pembaharuan sistem pengajaran dan kurikulum, hendaklah tidak menggeser atau menghilangkan peran dan fungsi pokok madrasah sebagai lembaga taaqqahu fi ad-din.
2. Berpendapat bahwa keberdaan madrasah sebagai hal yang menyebabkan terjadinya dualisme pendidikan dan dikotomi antara pengetahuan umum dan agama. Kelompok ini juga berpendapat bahwa madrasah cenderung mencetak warga negatif dan eksklusif.
3. Beranggapan bahwa madrasah perlu dipertahankan sebagai lembaga alternatif bagi umat islam. Dan sebagai sumber masukan (input) mahasiswa IAIN dan STAIN, tak bisa dibayangkan jikalau input Perguruan Tinggi Agama Islam itu bukan dari madrasah.
Masyarakat khususnya yang kental beragam islam dalam hal memenuhi kebutuhan pendidikan menginginkan untuk mendapatkan pendidikan umum dan agama sekaligus. Mereka menginkan agar putra-putrinya menjadi orang yang pintar sekaligus baik. Pintar dimaknai dengan keberhasilan memperoleh pengetahuan umum, seperti matematika, IPA, Bahasa inggris, komputer dan sejenisnya. Sedangkan baik dimaknai dengan mampu mengamalkan agama dengan baik dan khusuk. Kebutuhan ini ternyata lebih mungkin dipenuhi oleh lembaga pendidikan madrasah. Hanya saja yang menjadi persoalan adalah belum semua madrasah memenuhi kedua kebutuhan tersebut, sehubung dengan kemampuan fasilitas dan pandangannya yang serba terbatas. Oleh karena itu madrasah lebih bersifat mandiri, khususnya yang bersatus swasta, tetapi berjumlah besar. Atas dasar pandangan masyarakat yang seperti itu, madrasah yang berstatus negeri dan dikenal dengan fasilitas dan guru yang berkualitas baik, selalu menjadi pilihan utama masyarakat. Dikalangan tertentu, sekalipun madrsah kurang bermutu, tetapi masih tetap menjadi pilihan, oleh karena itu madrasah dipandang mampu memenuhi kedua kebutuhan tersebut. Pandangan mayarakat seperti itulah yang menjadikan madrasah memlki ketahanan hidup yang luar biasa.
Pada sisi lain masyarakat menilai dengan memandang madrasah, sebagai berikut:
1. Menganggap dan mempertahankan madrasah sebagai tafaqqahu fi ad-din. Kelompok ini berpendirian bahwa madrasah diharapkan tetap dapat berfungsi sebagai tempat menyiapkan kader-kader islam yang mampu dan terampil sebagai pembimbing dan praktisi keagamaan masyarakat. Alasan utama orang tua untuk mengirimkan anaknya kemadrasah adalah untuk mengajar dan mendalami agama. Dalam hal ini apapun langkah yang diambil dalam pembaharuan sistem pengajaran dan kurikulum, hendaklah tidak menggeser atau menghilangkan peran dan fungsi pokok madrasah sebagai lembaga taaqqahu fi ad-din.
2. Berpendapat bahwa keberdaan madrasah sebagai hal yang menyebabkan terjadinya dualisme pendidikan dan dikotomi antara pengetahuan umum dan agama. Kelompok ini juga berpendapat bahwa madrasah cenderung mencetak warga negatif dan eksklusif.
3. Beranggapan bahwa madrasah perlu dipertahankan sebagai lembaga alternatif bagi umat islam. Dan sebagai sumber masukan (input) mahasiswa IAIN dan STAIN, tak bisa dibayangkan jikalau input Perguruan Tinggi Agama Islam itu bukan dari madrasah.
Tidak ada komentar